Selasa, 03 Maret 2015

Teks Review Film Tenggelamnya Kapal van Der Wijck

Cinta nan Suci yang Terhalang...




     Tenggelamnya kapal van der wijck merupakan sebuah maha karya fenomenal yang dikarang oleh Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal sebagai Buya Hamka, seorang Ulama dan Sastrawan Indonesia kelahiran 17 Februari 1908 di Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Pada mulanya, cerita ini pertama kali terbit pada tahun 1939 yang bercerita tentang kisah asmara berlatarkan adat minangkabau yang berlaku di masa itu. Juga perbedaan status sosial yang menghalangi hubungan sepasang kekasih yang berakhir dengan kematian salah satu tokohnya. Karya ini termasuk kedalam kategori drama romantis. Diperankan oleh Herjunot Ali sebagai Zainuddin, Pevita Pearce sebagai Hayati, dan juga Reza Rahardian sebagai Aziz.

Kebanyakan latar belakang tema dari film di tahun 1930-an adalah cinta dan konflik adat istiadat yang begitu amat kuat. Dimulai ketika seorang pemuda keturunan minang yang tinggal dan besar di Makassar. Zainuddin pergi ke Batipuh, Sumatera Barat dengan bermaksud mengenal tanah kelahiran sang ayah, juga sekaligus untuk belajar ilmu Agama Islam. Namun, kedatangan Zainuddin sendiri tidak disambut baik oleh masyarakat sekitar suku minangkabau sebab Ibunya berasal dari keturunan suku bugis.

Disela kegiatannya melihat sekaligus mengagumi keindahan alam kampung Ayahnya, Zainuddin tidak sengaja berpapasan dengan seorang kembang desa yang disaat itu sedang menumpangi delman. Hayati namanya, seorang gadis yatim piatu yang sangat terjaga kecantikannya. Hayati tinggal bersama Datuk Pemuka adat Kampung Batipuh.
Waktu pun kian berlalu dan seiring berjalannya masa muda, timbulah rasa saling jatuh cinta diantara keduanya. Lewat perantara sepucuk surat, mereka berdua pun saling mengungkapkan isi perasaannya satu sama lain. Awalnya Zainuddin yang mengirimkan suratnya dengan kata kata syair nan indah kepada Hayati, tanpa meminta Hayati untuk membalasnya. Namun apalah daya, adat istiadat minangkabau yang sangat kental dan kuat menjadi tembok penghalang sekaligus pemisah antara keduanya. Zainuddin dianggap sebagai seorang keturunan yang melarat, yang asal-usulnya tidak jelas. Dilain sisi, Hayati anak seorang Pemuka adat Kampung Batipuh.

Pada akhirnya, Zainuddin pergi meninggalkan Kampung Batipuh. Tetapisebelum meninggalkan Batipuh, Zainuddin dan Hayati bertemu di sebuah tempat di tepi danau tempat biasa Zainuddin menulis surat. Mereka berjanji jika suatu saat akan bertemu lagi kelak nanti. Kemudian Hayati memberi Selendang/Pashmina nya sebagai Azimut (Tanda Mata) untuk Zainuddin.

Waktu itu pun tiba, Hayati dengan Bersemangat berniat akan bertemu dengan Zainuddin di Padang Panjang untuk melihat Lomba Pacuan Kuda. Hayati menginap  dirumah salah satu temannya, Khadijah. Disinilah awal mula pertemuan Hayati dengan Aziz.
Sesampainya disana, Zainuddin kaget bukan kepalang melihat penampilan Hayati yang dominan berubah, bukan seperti Hayati yang dikenalnya dulu.

Dikemudian hari, aziz mengirimkan surat yang berisi lamaran kepada Hayati, bersamaan dengan surat lamaran yang dikirim oleh Zainuddin. Namun, lamaran dari zainuddin ditolak oleh pihak keluarga Hayati dan Hayati dipaksa untuk menikah dengan Aziz, seorang lelaki keturunan bangsawan.
Hayati pun membalas surat untuk Zainuddin yang berisi permintaan maafnya karena menolak lamaran Zainuddin dan akan menikahi pria lain. Dengan berat hati Zainuddin amat terpukul karena Hayati dianggap melanggar sumpahnya dan lebih cenderung memilih derajat dan harta. Zainuddin pun mencoba bangkit dan perlahan demi perlahan mulai membaik keadaannya. Didampingi oleh Bang Muluk, Zainuddin diajak untuk merantau untuk mencoba peruntungan nasibnya di Ibukota Jakarta.

Dalam mengisi Waktu luangnya, Zainuddin mencoba untuk menuahkan kisah perjalanan hidupnya pada surat kabar. Alhasil, penjualan surat kabar terjual habis dan mendapatkan apresiasi serta pujian di kalangan masyarakat pembaca. Lalu munculah dibenaknya sebuah ide untuk menuangkannya dalam sebuah novel berjudul "Teroesir" yang memakai nama pena "Gubahan : Z".
Karir dan juga popularitasnya pun kian naik dan dipenuhi segala kemashuran. Zainuddin pun berganti nama menjadi Shabir, karena dinilai cocok dengan kondisinya sekarang.

Kemudian digelarah pertunjukkan opera sederhana adaptasi dari novel karya Zainuddin tersebut di Surabaya. Tanpa disengaja, Zainuddin kembali berjumpa dengan Hayati bersama Aziz, suami sahnya. Yang setelahnya digelarlah pesta menyambut kesuksesan Zainuddin atau En. Shabir di rumahnya yang besar nan megah itu.

Dikala itu, perekonomian Aziz pun sedang terpuruk dan juga terlilit oleh banyak hutang. Tanpa pikir panjang, Zainuddin memberi Aziz pinjaman uang dan juga mengizinkannya untuk tinggal sementara dirumahnya dan Zainuddin pun tidak segan-segan menganggap Aziz sebagai sahabatnya.
Sementara itu seiring mencari pekerjaan baru dan layak, Aziz menitipkan Hayati kepada Zainuddin sampai Ia mendapatkan pekerjaan dan kembali untuk menjemput Hayati.

Sebulan berselang, Aziz ditemukan tengah mengakhiri hidupnya sendiri di kost tempat Ia tinggal sementara dan berpesan untuk mengikhlaskan Hayati kembali kepada Zainuddin melalui sepucuk surat.
Namun zainuddin berpegang teguh pada kata "Pantang lelaki makan sisa!" yang membuatnya menolak Hayati. Walaupun apa yang Zainuddin katakan sangat amat disesali oleh hati kecilnya sendiri.

Tanpa berfikir panjang lebar Zainuddin pun menyuruh Hayati pulang ke tempat asalnya, yakni Kampung Batipuh dengan menumpang pada kapal pesiar termewah di masa itu, Kapal van Der Wijck.
Dipertengahan perjalanan, kapal tersebut miring dan akhirnya tenggelam di lautan dengan sebab yang belum pasti. Penyesalan yang teramat dalam sangat dirasakan oleh Zainuddin yang telah membuang kesempatannya hidup bersama dengan Hayati dan juga mengetahui kapal yang ditumpangi Hayati karam di tengah lautan.

Karya film ini bernuansakan era tahun 1930-an. Contoh mobil-mobil antik khas zaman penjajahan beserta gedung-gedung model klasik layaknya kota tua. Alurnya sangatlah jelas, mudah dimengerti, bertemakan cinta sejati dan adat istiadat juga didukung faktor kemampuan dari masing-masing aktor dan aktris yang sangat serius dan fasih bisa berbahasa daerah berciri khas syair khususnya bahasa minangkabau.

Mungkin terdapat sedikit keanehan yang ada, seperti judul filmnya yang kurang seuai dengan alur cerita yang ada karena adegan Kapal van Der Wijck yang tenggelam hanya ditayangkan sekilas dan tidak dijelaskan secara utuh penyebab tenggelamnya kapal tersebut yang masih menjadi tanda tanya.
Dan juga kabar kematian Hayati yang lalu dikuburkan di Jombang tanpa sepengetahuan dari pihak keluarga Hayati sendiri yang berada di Kampung Batipuh tersebut.
Juga moment suasana khas masa penjajahan dan peperangannya tidak ditampilkan secara pasti, padahal terjadi pada tahun-tahun jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 1945.

     Nah Para Pembaca, Dari Teks Review diatas dapat Penulis simpulkan bahwa Cinta Sejati tidaklah berarti harus memiliki, Cinta tersebut tumbuh dan berkembang di dalam relung hati terdalam. Seperti halnya Zainuddin yang tulus, ikhlas dan rela menunggu untuk seseorang perempuan yang sangat disayanginya, Hayati. Walaupun akhirnya Hayati pun berkhianat dan tidak sesuai apa yang diharapkan oleh Zainuddin. Terpisah karena perbedaan status sosial dan faktor adat istiadat yang sangat dijunjung tinggi. Mungkin karena ini bertemakan percintaan, seperti halnya kisah Romeo dan Juliet.
Meskipun sempat terpuruk hampir hilang akal, Zainuddin memilih bangkit termotivasi oleh Abang Muluk. Dengan keteguhan hati Zainudin pun sukses merintis karier di Jakarta walaupun kesedihan karena dikhianati masih menempel didalam hatinya. Dan Zainuddin pun menjadikan kenangan pahit prahara percintaannya sebagai bahan pelajaran yang selalu mengajarkannya untuk kat menghadapi segala situasi dan kondisi dan tidak menyimpan harapannya kepada seorang yang belum dikenalnya betul.


Cukup Sekian, Terimakasih...


24 komentar:

  1. Keren judulnya, Nice senpai terus isi blognya yaa

    BalasHapus
  2. Keren judulnya isinya padat dan dapat membuat pembaca merasakan suasananya

    BalasHapus
  3. kerenz kalzz....luar biasa, tapi bagian rangkumannya belom ada..tambahin lagi ya

    BalasHapus
  4. bagus ceritanya cukup detail dan jelas tapi sebaiknya dibuat lebih singkat lagi ya

    BalasHapus
  5. Judulnya keren..... Ceritanya bagus, tp di awal ceritakan udah detail nah kalo bisa endingnya juga detail ya....good luck Hae

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oalah sip sip.. Makasih atas saran nya...

      Hapus
  6. Menurut saya,
    Anda lumayan juga dalam hal menulis

    BalasHapus
  7. nah setuju dgn Norma, pembukaannya sudah detail, orientasi lumayan lengkap, namun ending pada sinopsis terkesan memaksa, lalu perbandingan pada unsur lain tidak terlalu terlihat atau tidak ada, hehehe, maaf, lalu rangkumannya ditrambah lagi, sama evaluasinya, ada baiknya seimbang antara kekurangan dan kelebihan ok, nice post

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke Saran yang baik, Bayu. Terimakasih Masukan nya Inshaa Allah akan diperbaiki...

      Hapus
  8. bagus kal. judulnya keren. ceritanya lumayan, hampir lengkap. paling ketikannya aja sih ada yg kurang2 misalnya nama orang harus huruf kapital. yang lainnya bagus kok..

    BalasHapus
  9. Cakep bener dah ah.....ane aja gk kepikiran mau nulis judul yg kaya gitu :v

    BalasHapus
  10. Yok ahh lengkap kal :D semangat dan sukses terus buat ngisi blognye

    BalasHapus
  11. Assalamualaykum..
    Menurut zulfa sih sudah bagus kal, tinggal penulisannya aja dirapiin lagi..
    Hamasah!! :)

    BalasHapus
  12. semuanya lengkap dann bagus bangett suksess terusss hehe

    BalasHapus
  13. Keren Kal, sudah lumayan lengkap. udah terperinci juga sinopsisnya. Sekedar mengingatkan dan membenarkan saran Saudara Bayu Alpiansyah, bahwa pada bagian tafsiran isi itu penulis review biasanya membandingkan unsur-unsur yang terdapat di film tersebut dengan film yang lain yang dianggap "hampir" sama dengan film tersebut. Selebihnya sudah lumayan lengkap :D. Isi terus Kal Blognya. Terima Kasih.

    BalasHapus
  14. Bagus kal review nya, tinggal dirapihin dikit biar makin keren

    BalasHapus
  15. Nice job Kal! Itu sudah bagus dan penjelasan pada bagian tafsiran isinya juga sudah sangat terperinci. Setuju juga dengan saran dari teman-teman lainnya yg sudah berkomentar. Terus berkarya yaa, hamasah because of Allah~

    BalasHapus
  16. Ekaalll reviewnya baguss tapi rapihin tulisannya yaaa

    BalasHapus
  17. bagus kal, tata bahasanya dbenerin lagi ya

    BalasHapus