Kamis, 26 Maret 2015

Kado Terakhir Dari Ayah...

Di sebuah perumahan terkenal di jakarta tinggalah seorang gadis bersama sang ayah, sang ibu telah lama mendahuluinya pergi sejak ia masih kecil. .
Seorang gadis yg akan di wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.
Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia sangat yakin nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu.

     Diapun ber’angan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya, Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.
Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan putrinya, dan betapa dia mencintai anak itu.
Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,… bukan sebuah kunci!
Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Jaket kulit Terkenal, di belakangnya terukir indah namanya dengan sutra emas.
Gadis itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, “Yaahh… Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan jaket ini untukku?”

     Lalu dia membuang Jaket itu dan lari meninggalkan ayahnya.
Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia hanya berdiri mematung, tak tahu apa yg harus di lakukannya ..

     Tahun demi tahun berlalu,
sang gadis telah menjadi seorang yang sukses. Dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang wanita karir. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi suami yang tampan dan anak yang cerdas.

     Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa sayangnya pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.

     Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal disitu. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap buruk terhadap ayahnya

     Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu. Dan ketika dia membuka lemari pakaian ayahnya, dia menemukan Jaket itu, masih terbungkus dengan kertas kado yang sama beberapa tahun yang lalu.

     Sesuatu jatuh dari bagian kantong Jaket itu. Dia memungutnya.. sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan! Dia merogoh kantong sebelahnya dan menemukan sesuatu,, di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.

     Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok kedalam. Bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga
Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk disamping mobil itu, ia menangis. air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang takan mungkin bisa terobati…

Sabtu, 07 Maret 2015

Cara Membuat Yoghurt yang Mudah, Murah, dan Praktis

Cara Membuat Yoghurt 


Alat dan Bahan :
  • 100 gr Susu Skim/Bubuk
  • 1 Bungkus Bibit Yoghurt (bisa diganti 1 Botol Yakult)
  • 1 Liter Air Matang/Siap minum
  • Panci kecil
  • Kompor gas
  • Sendok makan
  • Botol ukuran 1 - 1,5 Liter
  • Gula pasir secukupnya

Langkah Pembuatan :

  1. Masukkan air matang kedalam panci kecil, lalu masukkan susu kedalamnya, aduk sampai merata (seperti membuat susu biasa). Jika menggunakan susu murni, tidak perlu ditambahkan air, tetapi dapat langsung dipanaskan.
  2. Panaskan susu tersebut sampai pada suhu kurang lebih 900C dan jaga jangan sampai pecah.
  3. Angkat panci, biarkan susu sampai suam-suam kuku.
  4. Masukkan 1 sendok bibit yoghurt atau 1 botol yakult ke dalam susu tersebut sambil diaduk. 
  5. Masukkan susu kedalam botol yang bersih, lalu tutup rapat, simpan selama 1 s/d 2 hari, sampai menjadi kental dan menimbulkan aroma yang khas.
  6. Bila telah menimbulkan aroma khas, campurlah dengan gula secukupnya, lalu aduk, serta dapat langsung diminum.

                               ...Selamat Mencoba...

Selasa, 03 Maret 2015

Teks Review Film Tenggelamnya Kapal van Der Wijck

Cinta nan Suci yang Terhalang...




     Tenggelamnya kapal van der wijck merupakan sebuah maha karya fenomenal yang dikarang oleh Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal sebagai Buya Hamka, seorang Ulama dan Sastrawan Indonesia kelahiran 17 Februari 1908 di Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Pada mulanya, cerita ini pertama kali terbit pada tahun 1939 yang bercerita tentang kisah asmara berlatarkan adat minangkabau yang berlaku di masa itu. Juga perbedaan status sosial yang menghalangi hubungan sepasang kekasih yang berakhir dengan kematian salah satu tokohnya. Karya ini termasuk kedalam kategori drama romantis. Diperankan oleh Herjunot Ali sebagai Zainuddin, Pevita Pearce sebagai Hayati, dan juga Reza Rahardian sebagai Aziz.

Kebanyakan latar belakang tema dari film di tahun 1930-an adalah cinta dan konflik adat istiadat yang begitu amat kuat. Dimulai ketika seorang pemuda keturunan minang yang tinggal dan besar di Makassar. Zainuddin pergi ke Batipuh, Sumatera Barat dengan bermaksud mengenal tanah kelahiran sang ayah, juga sekaligus untuk belajar ilmu Agama Islam. Namun, kedatangan Zainuddin sendiri tidak disambut baik oleh masyarakat sekitar suku minangkabau sebab Ibunya berasal dari keturunan suku bugis.

Disela kegiatannya melihat sekaligus mengagumi keindahan alam kampung Ayahnya, Zainuddin tidak sengaja berpapasan dengan seorang kembang desa yang disaat itu sedang menumpangi delman. Hayati namanya, seorang gadis yatim piatu yang sangat terjaga kecantikannya. Hayati tinggal bersama Datuk Pemuka adat Kampung Batipuh.
Waktu pun kian berlalu dan seiring berjalannya masa muda, timbulah rasa saling jatuh cinta diantara keduanya. Lewat perantara sepucuk surat, mereka berdua pun saling mengungkapkan isi perasaannya satu sama lain. Awalnya Zainuddin yang mengirimkan suratnya dengan kata kata syair nan indah kepada Hayati, tanpa meminta Hayati untuk membalasnya. Namun apalah daya, adat istiadat minangkabau yang sangat kental dan kuat menjadi tembok penghalang sekaligus pemisah antara keduanya. Zainuddin dianggap sebagai seorang keturunan yang melarat, yang asal-usulnya tidak jelas. Dilain sisi, Hayati anak seorang Pemuka adat Kampung Batipuh.

Pada akhirnya, Zainuddin pergi meninggalkan Kampung Batipuh. Tetapisebelum meninggalkan Batipuh, Zainuddin dan Hayati bertemu di sebuah tempat di tepi danau tempat biasa Zainuddin menulis surat. Mereka berjanji jika suatu saat akan bertemu lagi kelak nanti. Kemudian Hayati memberi Selendang/Pashmina nya sebagai Azimut (Tanda Mata) untuk Zainuddin.

Waktu itu pun tiba, Hayati dengan Bersemangat berniat akan bertemu dengan Zainuddin di Padang Panjang untuk melihat Lomba Pacuan Kuda. Hayati menginap  dirumah salah satu temannya, Khadijah. Disinilah awal mula pertemuan Hayati dengan Aziz.
Sesampainya disana, Zainuddin kaget bukan kepalang melihat penampilan Hayati yang dominan berubah, bukan seperti Hayati yang dikenalnya dulu.

Dikemudian hari, aziz mengirimkan surat yang berisi lamaran kepada Hayati, bersamaan dengan surat lamaran yang dikirim oleh Zainuddin. Namun, lamaran dari zainuddin ditolak oleh pihak keluarga Hayati dan Hayati dipaksa untuk menikah dengan Aziz, seorang lelaki keturunan bangsawan.
Hayati pun membalas surat untuk Zainuddin yang berisi permintaan maafnya karena menolak lamaran Zainuddin dan akan menikahi pria lain. Dengan berat hati Zainuddin amat terpukul karena Hayati dianggap melanggar sumpahnya dan lebih cenderung memilih derajat dan harta. Zainuddin pun mencoba bangkit dan perlahan demi perlahan mulai membaik keadaannya. Didampingi oleh Bang Muluk, Zainuddin diajak untuk merantau untuk mencoba peruntungan nasibnya di Ibukota Jakarta.

Dalam mengisi Waktu luangnya, Zainuddin mencoba untuk menuahkan kisah perjalanan hidupnya pada surat kabar. Alhasil, penjualan surat kabar terjual habis dan mendapatkan apresiasi serta pujian di kalangan masyarakat pembaca. Lalu munculah dibenaknya sebuah ide untuk menuangkannya dalam sebuah novel berjudul "Teroesir" yang memakai nama pena "Gubahan : Z".
Karir dan juga popularitasnya pun kian naik dan dipenuhi segala kemashuran. Zainuddin pun berganti nama menjadi Shabir, karena dinilai cocok dengan kondisinya sekarang.

Kemudian digelarah pertunjukkan opera sederhana adaptasi dari novel karya Zainuddin tersebut di Surabaya. Tanpa disengaja, Zainuddin kembali berjumpa dengan Hayati bersama Aziz, suami sahnya. Yang setelahnya digelarlah pesta menyambut kesuksesan Zainuddin atau En. Shabir di rumahnya yang besar nan megah itu.

Dikala itu, perekonomian Aziz pun sedang terpuruk dan juga terlilit oleh banyak hutang. Tanpa pikir panjang, Zainuddin memberi Aziz pinjaman uang dan juga mengizinkannya untuk tinggal sementara dirumahnya dan Zainuddin pun tidak segan-segan menganggap Aziz sebagai sahabatnya.
Sementara itu seiring mencari pekerjaan baru dan layak, Aziz menitipkan Hayati kepada Zainuddin sampai Ia mendapatkan pekerjaan dan kembali untuk menjemput Hayati.

Sebulan berselang, Aziz ditemukan tengah mengakhiri hidupnya sendiri di kost tempat Ia tinggal sementara dan berpesan untuk mengikhlaskan Hayati kembali kepada Zainuddin melalui sepucuk surat.
Namun zainuddin berpegang teguh pada kata "Pantang lelaki makan sisa!" yang membuatnya menolak Hayati. Walaupun apa yang Zainuddin katakan sangat amat disesali oleh hati kecilnya sendiri.

Tanpa berfikir panjang lebar Zainuddin pun menyuruh Hayati pulang ke tempat asalnya, yakni Kampung Batipuh dengan menumpang pada kapal pesiar termewah di masa itu, Kapal van Der Wijck.
Dipertengahan perjalanan, kapal tersebut miring dan akhirnya tenggelam di lautan dengan sebab yang belum pasti. Penyesalan yang teramat dalam sangat dirasakan oleh Zainuddin yang telah membuang kesempatannya hidup bersama dengan Hayati dan juga mengetahui kapal yang ditumpangi Hayati karam di tengah lautan.

Karya film ini bernuansakan era tahun 1930-an. Contoh mobil-mobil antik khas zaman penjajahan beserta gedung-gedung model klasik layaknya kota tua. Alurnya sangatlah jelas, mudah dimengerti, bertemakan cinta sejati dan adat istiadat juga didukung faktor kemampuan dari masing-masing aktor dan aktris yang sangat serius dan fasih bisa berbahasa daerah berciri khas syair khususnya bahasa minangkabau.

Mungkin terdapat sedikit keanehan yang ada, seperti judul filmnya yang kurang seuai dengan alur cerita yang ada karena adegan Kapal van Der Wijck yang tenggelam hanya ditayangkan sekilas dan tidak dijelaskan secara utuh penyebab tenggelamnya kapal tersebut yang masih menjadi tanda tanya.
Dan juga kabar kematian Hayati yang lalu dikuburkan di Jombang tanpa sepengetahuan dari pihak keluarga Hayati sendiri yang berada di Kampung Batipuh tersebut.
Juga moment suasana khas masa penjajahan dan peperangannya tidak ditampilkan secara pasti, padahal terjadi pada tahun-tahun jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 1945.

     Nah Para Pembaca, Dari Teks Review diatas dapat Penulis simpulkan bahwa Cinta Sejati tidaklah berarti harus memiliki, Cinta tersebut tumbuh dan berkembang di dalam relung hati terdalam. Seperti halnya Zainuddin yang tulus, ikhlas dan rela menunggu untuk seseorang perempuan yang sangat disayanginya, Hayati. Walaupun akhirnya Hayati pun berkhianat dan tidak sesuai apa yang diharapkan oleh Zainuddin. Terpisah karena perbedaan status sosial dan faktor adat istiadat yang sangat dijunjung tinggi. Mungkin karena ini bertemakan percintaan, seperti halnya kisah Romeo dan Juliet.
Meskipun sempat terpuruk hampir hilang akal, Zainuddin memilih bangkit termotivasi oleh Abang Muluk. Dengan keteguhan hati Zainudin pun sukses merintis karier di Jakarta walaupun kesedihan karena dikhianati masih menempel didalam hatinya. Dan Zainuddin pun menjadikan kenangan pahit prahara percintaannya sebagai bahan pelajaran yang selalu mengajarkannya untuk kat menghadapi segala situasi dan kondisi dan tidak menyimpan harapannya kepada seorang yang belum dikenalnya betul.


Cukup Sekian, Terimakasih...